PPLH Mangkubumi telah melaksanakan Training Detektif Lingkungan dengan Tema “Pelatihan detektif Ligkungan” pada Sabtu, 29 April 2017. Kegiatan training ini sudah berjalan sejak tahun 2012, training ini dilakukan setiap tahunnya guna memberikan pembinaan pada masyarakat di bantaran kali Ngrowo, pada kesempatan kali ini GenBI (Generasi Baru Indonesia) Komisariat IAIN Tulungagung berkesempatan ikut serta dalam Kegiatan Training detektif Lingkungan yang dilaksanakan di Aula Dinas Perairan Kabupaten Tulungagung.
Peserta Training terdiri dari beberapa masyarakat bantaran sungai Ngrowo, aparat desa di Kabupaten Tulungagung dan juga beberapa mahasiswa dari Perguruan Tinggi di Tulungagung. Dalam kegiatan ini peserta training nampak antusias, terlihat dari semangat para peserta menerikkan jargon kegiatan. Hadir sebagai trainer pada detektif lingkungan ini memberikan ilmu baru pada Andre, Ulia, Ita, Siro dan Fauzy. Mereka merupakan aktifis GenBI (Generasi Baru Indonesia) Komisariat IAIN Tulungagung yang turut aktif memantau lingkungan hidup.
Acara yang dimulai pukul 09.30 WIB ini berjalan dengan lancar dengan mengupas 4 Materi penting. materi pertama mengenai Potret Lingkungan Hidup yang disampaikan langsung oleh Mohammad Ichwan selaku Direktur Utama PPLH Mangkubumi, dalam kesempatan ini Direktur PPLH Mangkubumi Muhammad Ichwan mengatakan Detektif Lingkungan ini hanya berbekal senjata smartphone, siapa saja masyarakat atau pelajar dan mahasiswa bisa memanfaatkan tekhnologi itu dengan ikut andil menjadi detektif lingkungan.
“Nantinya detektif lingkungan ini melaporkan kegiatannya, misalnya ketika dijalan melihat orang membuang sampah di sungai tinggal di potret saja dan laporkan ke aparat desa yang nantinya foto pelaku akan dipasang di papan pengumuman untuk memberikan efek jera” ujar Ichwan ketika menyampaikan materi.
Materi kedua membahas tentang Avokasi Kebijakan lingkungan hidup, dilanjutkan materi ketiga Stategi Investigasi Lingkungan Hidup dan penyampaian materi terakhir tentang “Etektif Sungai sebagai Pemantau Kualitas Sungai dengan Metode Biotilik” yang merupakan materi pokok dari training yang dikenalkan oleh Sugianto. Dalam penjelasannya Sugianto memperkenalkan bahwa Biotilik berasal dari kata “Bio” dan “Tilik” yang berarti pemanfaatan makhluk hiup (BIO) untuk meniliki atau memantau lingkungan (TILIK). Biotilik atau biomonitoring sendiri adalah metode pemantauan kesehatan sungai dengan menggunakan indikator makro invertebrata (hewan tidak bertulang belakang) seperti bentos, capung, udang, siput, dan cacing. Hasil pemantauan Biotilik dapat memberikan petunjuk adanya gangguan lingkungan pada ekosistem sungai, sehingga dapat dirumuskan upaya penanggulangan yang dibutuhkan.
Setelah usainya penyampaian materi dilanjutkan dengan Rencana Tindak Lanjut (RTL) yang menjadi tanggungjawab bersama untuk sama sama membangun lingkungan seperti dengan cara melakukan sosialisasi pada warga sekitar dan ikut serta berperan aktif menjadi detektif lingkungan. Pada rencana tindal lanjut ini Andre selaku kordinator Mahasiswa mengatakan pentingnya mahasiswa ikut berperan aktif daam menjaga lingkungan hidup hal ini dapat dilakukan dengan cara melakukan riset ke beberapa daerah di Indonesia sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan dan wujud pengamalan tridarma perguruan tinggi untuk masyarakat. Dari Training ini diharapkan masyarakat Lingkungan sekitar Kabupaten Tulungagung khusus nya daerah bantaran kali Ngrowo lebih perduli pada lingkungan dengan tidak melakukan pencemaran seperti membuang sampah sebarangan dan mampu ikut serta mengontrol lingkungan guna mencapai lingkungan bersih, aman dan nyaman.